Jumat, 15 April 2016

Alergi

Adalah reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap suatu zat/alergen yang pada individu normal tidak berbahaya namun pada individu yang sensitif dapat memicu timbulnya reaksi alergi.
Reaksi alergi akan muncul sesudah kulit atau mata mengalami kontak dengan suatu alergen (seperti debu, serbuk tumbuhan, makanan) melalui saluran pernapasan (dihirup), mulut (ditelan), atau kulit (injeksi). Alergi dapat diakibatkan oleh obat-obatan, makanan tertentu, atau menghirup debu atau kutu binatang.
Manifestasi alergi ada beberapa macam, yaitu:
Alergi pada pernapasan: rinitis, asma, atau hay faver;
Alergi pada usus: muntah, nyeri perut, diare (terutama pada bayi dan anak);
Alergi pada kulit: ruam-ruam kemerahan pada kulit (urtikaria atau dermatitis);
Dan pada area tubuh lainnya seperti: mata (konjungtivitis alergi).
Reaksi alergi serius dapat menyebabkan syok anafilaksis yang dapat membutuhkan penanganan medis segera.

Gejala :
• Ruam/bercak-bercak kemerahan pada kulit: urtikaria (penonjolan ringan pada kulit, berwarna pucat dan dikelilingi oleh area berwarna kemerahan)
• Gatal
• Bengkak, misalnya angioedema (pembengkakan jaringan subkutan yang luas)
• Luka-luka lecet bekas garukan

Faktor risiko yang dimiliki penderita:
• Pemaparan terhadap zat iritan, seperti wool atau serat sintetis, sabun, dan / colognes, cholrine, minyak mineral , zat pelarut, debu, pasir, atau asap rokok.
• Riwayat atopik dalam keluarga (eksim, asma, urtikaria).

√ Penderita dermatitis atopik mengalami ruam-ruam kemerahan pada wajah , lipat siku, lipat lutut, tangan dan kaki, atau sekeliling mata, kelopak mata, alis mata dan bulu mata.

√ Penderita dermatitis kontak mengalami gejala seperti di atas sesudah:
• Kulit terpapar dengan zat iritan, seperti tanaman tertentu, kereta (lateks), antibiotik, zat pewangi (parfum), zat pengawet, dan logam (nikel, kobal/cobalt)
• Bersentuhan dengan: krim tabir surya, after-shave lotion, parfum, atau terkena sinar matahari.
Dengan gejala berikut ini:
• Terasa sangat gatal
• Kulit kemerahan ringan hingga pembengkakan berat dan benjolan benjolan besar
• Ruam kulit yang mengandung vesikel-veaikel kecil
• Ruam hanya timbul pada area yang terpapar dengan zat iritan.

√ Penderita mengalami rinitis alergi ( hay Faver )
Faktor-faktor risiko yang dimiliki penderita:
• Riwayat alergi lain dalam keluarga ( urtikaria, asma, atau eksim )
• Usia anak-anak, terutama bayi dan batita
• Mengonsumsi makanan berikut ini: telur, kacang, ikan, udang, kepiting, lobster, kacang kenari dan kacang pecan; ( pada anak-anak: susu sapi, gandum, kacang kedelai )
• Terpapar alergen seperti serbuk bunga, tungau/kutu, kecoa, lumut, dan bulu binatang
• Merupakan anak sulung
• Terpapar asap rokok pada tahun pertama usianya

Dan mengalami gejala-gejala berikut: 
• Mata gatal dan berair
• Hidung meler/berair (keluar sekret jernih dan encer )
• Gatal-gatal pada kulit, langit-langit mulut, tenggorokan, dan mata 
• Bersin-bersin
• Sakit kepala
• Batuk
• Mengi
• Mudah marah

√ Fotosensitivitas kimiawi
Anak-anak yang mengalami gejala mual dan/muntah atau orang dewasa yang mengalami gatal-gatal pada mulut, urtikaria, eksim, hidung berair, dan asma. Kalau penderita sedang menggunakan obat-obatan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter gejala-gejala tersebut mungkin disebabkan oleh penyakit lainnya juga tanyakan mengenai jenis-jenis obat yang dapat menyebabkan kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari ( foto sensitivitas ) yang mengalami kulit kemerahan, inflamasi, & atau kebiruan pada bagian yang terpapar sinar matahari walaupun dalam waktu yang cukup singkat.

Obat yang menyebabkan fotosensitivitas:
* Golongan obat Ansiolitik contohnya Alprazolam, Chloediaseloxide
* Golongan obat Antidepresan contohnya Tricyclic antidepressants (TCA)
* Golongan obat Antipsikotik contohnya Phenothiazines
* Golongan obat Antimikroba contohnya Quinolones, Sulfonamides,            Tetracyclines, Trimethoprim, Griseofulvin (oral)
* Golongan obat Antimalaria contohnya Chloroquine, Quinine
* Golongan obat Antihipergikemia contohnya Sulfonylureas
* Golongan obat Diuretik contohya Furosemide, Thiazides
* Golongan obat Kemoterapi contohnya Dacarbazine, 5-Fluorouracil,  Methotrexate, Vinblastine
* Golongan obat Jantung contohnya Amiodarone, Quinidine
* Golongan obat Kulit contohnya Isotretinoin.


Anak-anak yang mengalami gejala mual dan/muntah atau orang dewasa yang mengalami gatal-gatal pada mulut, urtikaria, eksim, hidung berair, dan asma mungkin mengalami alergi makanan. ( Alergi susu sapi, susu kedelai, gandum, dan telur, yang mungkin hanya timbul pada saat kanak-kanak, tetapi bentuk alergi yang lebih serius dan alergi terhadap kacang atau kerang-kerangan ( termasuk udang, kepiting ) biasanya bersifat menetap seumur hidup periksa lebih lanjut ke dokter. Dan jika penderita mengalami sesak segera bawa ke Rumah Sakit terdekat!

Pilihan Terapi:
√ Antihistamin & Antialergi
•Antihistamin, seperti cetirizine, chlorpheniramine, cyproheptadine, dexchlorphenamine, dimethindene, diphenhydramine, loratadine, mebhydroin, promethazine, meredakan gejala alergi dengan bekerja pada reseptor histamin (H1). Beberapa jenis antihistamin menyebabkan kantuk. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang akan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
• Antihistamin, seperti chlorpheniramine, dalam kombinasi dengan kortikosteroid, misalnya bethametasone, dexamethasone, hydrocortisone, dan prednisolone, dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam alergi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit.
√ Hormon Kortikosteroid
• Kortikosteroid, seperti bethametasone, dexamethasone, hydrocortisone, methylprednisolone, predniaolone, dan triamcinolone, digunakan pada kasus pergi berat atau alergi karena zat penyebab yang sangat resisten.
√ Preparat Antiasma & PPOK
• beberapa preparat antiasma tertentu, seperti ketotifen, formoterol, salbutamol, sodium cromoglycate, dan terbutaline, digunakan untuk mengatasi serangan alergi, terutama yang mengakibatkan asma.
√ Dekongestan Nasal & Preparat Nasal Lain
• Dekongestan, misalnya naphazoline, pseudoephedrine, tetrahydrozoline, tymazoline, dan xyometazoline, digunakan untuk menghilangkan gejala hidung tersumbat yang disebabkan karena alergi. Obat ini biasanya hanya dianjurkan untuk digunakan dalam jangka pendek ( 5 hari ). Beberapa dekongestan mengandung komponen yang dapat menyebabkan konstriksi ( penyempitan ) pembuluh darah sehingga tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami hipertensi, gangguan jantung, hipertiroid, glaukoma, retensi urine, diabetes, atau yang menggunakan obat golongan penghambat monoamin oksidase ( MAOI ). Selama menggunakan obat ini , pasien dianjurkan untuk tidak mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin serta menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Cromolyn Sodium juga digunakan untuk rinitis alergi atau hay fever. Jika digunakan secara dihirup ( inhalasi ), obat ini akan bekerja menghentikan pelepasan mediator kimiawi seperti histamin dan zat kimiawi lainnya dari sel-se mast, sehingga dapat menghentikan reaksi alergi sebelum mulai menimbulkan gejala. Obat ini seringkali sangat efektif tetapi harus digunakan daam bentuk obat semprot hidung sebanyak 4 kali sehari. Cromolyn sodium digunakan selama beberapa minggu untuk mencegah timbulnya gejala-gejala rinitis alergi dan adakalanya perlu digunakan bersama obat lainnya ( misalnya antihistamin oral ) untuk mengendalikan gejala-gejala alergi hingga efek terapeutik cromolyn muncul.
• Steroid nasal topikal, seperti beclometasine, fluticasone, mometasone, dan triamcinolone, adalah obat antiinflamasi yang berkhasiat menghentikan reaksi alergi dengan mengurangi jumlah sel mast di dalam hidung sehingga meredakan gejala sekresi mulus dan pembengkakan mukosa hidung. Karena diberikan secara topikal, obat ini biasanya tidak menimbulkan efek samping serius.
• Antihistamin nasal ( seperti azelastine dan levocabastine ) juga dapat digunakan untuk pengobatan rinitis alergi.
• Pada beberapa kasus, antihistamin, cromolyn sodium, atau steroid nasal tidak efektif jika digunakan secara tersendiri. Jika digunakan dalam bentuk kombinasi , obat-obatan ini seringkali menghasilkan efek terapeutik bermakna dalam meredakan gejala rinitis alergi.
√ Obat Batuk & Pilek
• Beberapa jenis obat batuk dan pilek mengandung antihistamin juga dapat diberikan untuk mengatasi alergi pad saluran pernapasan, seperti rinitis, hay fever, dan asma.
√ Antihistamin/Antipruritus Topikal
• Preparat topikalyang mengandung baik antihistamin tpoika ( misalnya chlorphenoxamine, dimethindene, diphenhydramine, dan mepyramine ), atau antipruritus atau antigatal ( misalnya calamine, calcium undecylenate, crotamiton, dan phenol ), baik secara tunggal maupun kombinasi digunakan untuk menghilangkan bercak/ruam-ruam alergi.
• Penggunaan oerparat anti gatal yang tepat perlu diinformasikan kepada tiap pasien karena da beberapa produk yang perlu digunakan dengan cara digosokan ke kulit, dan ada juga yang perlu dicampur dengan air mandi.
• Hindari kontak dengan mata. Pada ibu menyusui, obat ini tidak boleh dioleskan pada puting susu.
√ Kortikosteroid Topikal
• Kortikosteroid topikal membantu merdakan gatal pada berbagai jenis pergi kulit dan mukosa. Contoh: bethametasone, clibetasol, clibetasone, desonide, desoximetasone, dexamethaone, flumetasine, fluocinolone, fluocinonide, futicasone, hydrocortisone, mometasone, prednisolone, dan triamcinolone.
• Kortikosteroid sebaiknya digunakan sesedikit mungkin dan hanya pada bagian kulit yang mengalami infamasi/peradangan saja.
• Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada kulit denga luka terbuka atau kulit wajah.
• Perhatian khusus perlu digunakan jika obat ini digunakan pada anak-anak, terutama bayi, karena dapat menyebabkan supresi/penekanan fungsi kelenjar adrenal.


Dinukil dari MIMS Indonesia Edisi 11 2011-2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar